Mengenal Bahasa Pemrograman Forth

Di posting ini saya ingin memperkenalkan bahasa pemrograman Forth. Bahasa Forth sudah ada selama 50 tahun dan cukup menarik walaupun saat ini sudah cukup jarang dipakai. Forth memakai notasi postfix, berbasis stack, dan merupakan contoh dari concatenative programming language.

Forth merupakan bahasa yang sangat sederhana dan dapat diimplementasikan di sistem dengan spesifikasi sangat rendah, bahkan juga di microcontroller. Biasanya Forth bisa diprogram secara interaktif (analoginya seperti berada di shell Python/Ruby), tapi bisa juga dikompilasi.

Salah satu demo Gforth di Android

Sifat interaktif Forth ini seperti berbagai bahasa tingkat tinggi. Di sisi lain Forth bisa mengakses mesin secara low level dan tidak memiliki struktur data yang rumit (misalnya hash atau list),hanya dapat mengatur blok memori secara low level (seperti C). Jadi Forth berada antara bahasa tingkat tinggi dan tingkat rendah.

Lanjutkan membaca Mengenal Bahasa Pemrograman Forth

Code Obfuscation

Code Obfuscation adalah salah satu bentuk proteksi agar kode sulit dibongkar orang lain. Inti dari obfuscation adalah menyamarkan/membuat kode sulit dibaca. Obfuscation bisa dilakukan manual atau dengan tool yang disebut “obfuscator”. Sementara itu dari sisi reverse engineering, proses mengembalikan dari bentuk samar ini disebut “deobfuscation”.

Arti kata “samar” di KBBI

Meskipun kata “samar” sepertinya cukup berpadanan dengan “obfuscated” saya akan tetap menggunakan istilah inggrisnya di posting ini.

Di posting ini saya hanya ingin memberikan beberapa ilustrasi nyata seperti apa obfuscation ini. Untuk para programmer, ini bisa membantu memproteksi  program, dan untuk para reverse engineer bisa berusaha memahami bagaimana obfuscation dilakukan.

Contoh obfuscated code
Lanjutkan membaca Code Obfuscation

Mendalami Bahasa C

Saya memberikan saran agar seseorang “mendalami bahasa C” jika ingin belajar reverse engineering. Ada pertanyaan menarik yang diajukan ke saya: sedalam apa belajarnya pak? apa yang harus dipelajari. Sesuai KBBI mendalami di sini berarti: meresapi; menyelami; mempelajari (menelaah, menyelidiki) dalam-dalam.

Saya tidak akan membahas dalam mengenai kenapa seseorang perlu memahami bahasa C, singkatnya: saat ini C masih dipakai di mana-mana, dan akan terus begitu untuk beberapa belas/puluh tahun mendatang. Kernel berbagai sistem operasi ditulis dalam C, berbagai library penting masih ditulis dalam C (library kompresi, enkripsi, image encoding/decoding, dsb), dan bahkan kebanyakan bahasa pemrograman lain diimplementasikan dalam C (misalnya Ruby, Python, dan PHP).

Di awal, pelajarilah dan pahamilah semua konsep dasar dalam bahasa C. Ini seharusnya tidak makan waktu lama. Bahasa C hanya punya beberapa tipe data dasar (void, char, short, int, long, float, dan double) masing-masing bisa signed atau unsigned. Kita bisa mendefinisikan sebuah konstanta dengan const. Tipe data lain adalah enum, union, dan struct (sudah pernah saya bahas di sini) semua tipe data bisa diberi nama dengan typedef.

Lanjutkan membaca Mendalami Bahasa C

Matematika dan Programming

Di kala senggang saya masih menjawab pertanyaan via Facebook/Email/Telegram dan banyak calon programmer yang sudah takut sebelum belajar programming: apakah akan butuh matematika? Jawabannya singkatnya tergantung. Tergantung ingin memprogram apa dan sedalam apa.

Matematika dasar tentunya sangat diperlukan, misalnya perkalian, pembagian, penjumlahan pengurangan. Hampir di semua bidang diperlukan ilmu dasar geometri. Misalnya tentang sistem koordinat ketika menggambar grafik (atau sekedar mengatur posisi teks di sebuah halaman web).

Pengetahuan dasar ini penting, dan ini berarti anak yang masih sangat kecil dan belum memiliki dasar matematika harus berhenti dulu belajar di titik tertentu. Ini pengalaman saya dalam mengajari anak saya ketika dulu mengajari dia programming di usia 4 tahun (sekarang sudah 7 tahun). Logika boolean juga perlu dipahami, sekedar AND, OR, dan NOT sudah cukup untuk sebagian besar kasus.

Untuk pemrograman grafik, terutama grafik 3D diperlukan pemahaman matriks dan vektor. Segala operasi matrix akan terlihat secara visual ketika memprogram grafik. Matriks dan vektor juga dipakai di Machine Learning. Jika fokusnya ingin mengolah data besar, maka berbagai ilmu matematika seperti: statistika, linear programming, graph, dan banyak konsep yang rumit akan terpakai.

Lanjutkan membaca Matematika dan Programming

Modifikasi Aplikasi Android

Ada banyak alasan kenapa kadang kita ingin memodifikasi aplikasi Android, dan ada banyak cara untuk melakukannya. Beberapa alasan saya pernah memodifikasi Android di antaranya: untuk pentest, untuk membuat aplikasi bisa berjalan lagi, dan untuk mencurangi game.

Untuk pentesting, modifikasi yang sering perlu dilakukan adalah: mematikan certificate pinning, mematikan root checking, dan juga menambahkan tracing untuk melihat logika aplikasi lebih jelas. Jam tangan murah dari China yang saya pakai memakai aplikasi Android untuk notifikasinya. Suatu saat aplikasi ini tidak bisa dipakai karena servernya di China sudah dimatikan, dengan mengubah aplikasinya, jam ini jadi tetap terpakai. Untuk masalah mencurangi game, sudah pernah saya tuliskan di blog saya yang lain.

Contoh skrip Frida untuk salah satu soal Flare On
Lanjutkan membaca Modifikasi Aplikasi Android

Memprogram Apa Saja

Saya punya hobi memprogram benda apa saja dengan bahasa apa saja. Pertama saya contohkan dulu benda-benda yang saya program, lalu saya akan berusaha menjelaskan kenapa saya punya hobi ini, dan kenapa menyukai hobi ini.

Saya belajar memprogram otodidak waktu kelas 2 SMP dengan komputer Apple II/e dengan bahasa Basic. Waktu itu semuanya masih ngasal karena hanya belajar dari contoh source code. Waktu floppy disk-nya sudah error, saya tetap memprogram tiap hari, iseng membuat sesuatu, walau tidak bisa disimpan dan harus diketik lagi besoknya. Akhirnya berhenti memprogram benda itu setelah mati total.

Di SMU kelas 2 saya baru punya komputer lagi, kali ini IBM PC dengan Windows 95. Di PC tersebut saya memakai Pascal dan Assembly dan juga sudah mulai memprogram memakai Delphi.  Saya mencoba berbagai macam hal di PC (pernah saya tuliskan di sini). Dari sini sudah terlihat kalau saya sangat random, dari mulai memprogram utility sampai game. Apapun yang saat itu menarik buat saya.

Waktu kuliah saya membawa PC saya ke Bandung, tapi kos saya dibobol maling dan PC saya dicuri. Akhirnya saya sering nongkong di lab sampai tutup. Lab waktu tingkat satu dulu sangat memprihatinkan, cuma 486 DX (lebih rendah specnya dari PC pentium saya yang hilang), jadi di situ saya kembali mendalami memprogram mode teks.

Device non PC pertama yang saya program adalah Palm OS. Selanjutnya banyak device sejenis PDA/Smartphone yang saya program. Saya sempat membuat puzzle di PalmOS dan beberapa app kecil lain. Berikutnya adalah Symbian Bible yang sempat dipakai jutaan orang di masa kejayaan Symbian OS (menggunakan C++). Saya juga membuat Bible Plus untuk OS Blackberry (versi BBOS ditulis memakai Java dan versi BB10 di tulis dalam C++ menggunakan Qt).

Saya juga memprogram game console saya. Saya memporting dua aplikasi ke Wii, yaitu WiiApple dan Hatari (keduanya menggunakan C di platform PowerPC). Saya membuat aplikasi dadu di Nintendo DS ketika dadu anak saya hilang (menggunakan C di platform ARM).

11224430_10154009703648488_423812051884387581_n
Lanjutkan membaca Memprogram Apa Saja

Memahami Static dan Shared Library di Linux

Saya masih sering melihat programmer C dan juga administrator yang bingung dengan konsep shared library. Shared library adalah file berisi kode yang bisa diload saat program dieksekusi (runtime). Karena diload pada runtime, maka sebuah shared library bisa digunakan oleh lebih dari satu program.

Penjelasan mengenai static dan shared library biasanya membingungkan, jadi di posting ini saya akan menjelaskan dengan banyak contoh. Sebenarnya hampir semua contoh di tulisan ini berlaku juga untuk lingkungan POSIX lain selain Linux, tapi saya hanya mencoba kode ini di Linux 64 bit dengan compiler gcc. Di balik layar, program gcc sebenarnya akan memanggil berbagai program lain (preprocessor, assembler, linker) tergantung pada parameter yang kita berikan tapi agar penjelasannya sederhana, saya akan memakai gcc saja dan tidak akan menjelaskan apa yang terjadi di balik layar.

Kode monolitik

Kita mulai dari kode yang sangat sederhana seperti ini:

/*file: main.c */
#include <stdio.h>

double operation(double a, double b)
{
  printf("Plus operation\n");
  return a+b;
}

int main(int argc, char *argv[])
{
  double a = 5;
  double b = 3;
  printf("Result of operation (%.2f, %.2f) is: %.2f\n", a, b, operation(a, b));
  return 0;
}

Karena semua sudah ada di satu file, maka ini bisa dikompilasi dan jalankan langsung.

gcc main.c -o main

Memecah source code

Di sini ada satu fungsi bernama operation yang hanya melakukan operasi sangat sederhana. Anggap saja fungsi ini rumit dan penting dan ingin kita pisahan agar bisa dipakai oleh orang lain. Sekarang operation saya pindahkan ke operation.c

Lanjutkan membaca Memahami Static dan Shared Library di Linux

Mengapa memakai bahasa pemrograman tertentu?

Mengapa seseorang memilih suatu bahasa tertentu untuk menyelesaikan suatu masalah atau membuat aplikasi tertentu? Ternyata jawabannya bisa banyak.  Kebanyakan pilihan intinya adalah keterpaksaan dan terakhir baru faktor kenyamanan.

Non Teknis

Keterpaksaan pertama dari non teknis, misalnya dari permintaan atasan atau permintaan client. Hal ini sering kali tidak bisa ditawar lagi, terutama jika sudah melibatkan kontrak legal. Paksaan ini sering menghasilkan kode yang aneh atau tidak menggunakan fitur yang tepat dari sebuah bahasa, karena programmer dipaksa menggunakan bahasa lain, dan karena harus buru-buru mereka akan menggunakan gaya bahasa X di bahasa Y.

Keterbatasan Runtime Environment

Sebuah teknologi tertentu kadang hanya bisa diprogram dengan satu bahasa. Misalnya dulu ponsel cuma bisa diprogram dengan Java (J2ME) jadi ya terpaksa harus memakai bahasa Java. Microcontroller tertentu perlu memakai assembly karena ukuran ROMnya sangat kecil dan tidak ada compiler C yang bisa menghasilkan kode sekecil itu.

Sekarang ini jumlah memori dan kecepatan berbagai device sudah sangat tinggi, sehingga memungkinkan interpreter berjalan di platform apa saja. Ini memberi kebebasan memilih bahasa. Contohnya: dulu microcontroller CPU dan RAMnya sangat kecil sehingga tidak cukup untuk menjalankan interpreter Python. Sekarang sudah banyak microcontroller yang bisa menjalankan MicroPython.

Lanjutkan membaca Mengapa memakai bahasa pemrograman tertentu?

XPosed: Framework sakti untuk modifikasi Android

Topik kali ini agak advanced, tapi juga pratis. XPosed  adalah sebuah framework open source yang memungkinkan kita membuat modul untuk memodifikasi sistem dan aplikasi Android yang ditulis menggunakan Java. Dari sudut pandang programming, framework ini menarik karena memungkinkan kita menambahkan dan mengintersepsi kode pada aplikasi closed source Android, sedikit mirip Aspect Oriented Programming.

Screenshot_2016-08-21-07-33-48.png

XPosed bekerja dengan memodifikasi runtime Android (Dalvik/Art) sehingga menjadi mungkin untuk memanggil kode custom di awal atau akhir sebuah method apapun. Perhatikan bahwa yang dimodifikasi adalah runtime Android saja, jadi hanya kode yang ditulis dalam Java dan diinterpretasikan oleh Dalvik atau Art runtime saja yang bisa diintersepsi, kode native tidak bisa. Ada framework lain, misalnya Cydia yang bisa mengintersepsi kode native juga, tapi Cydia versi Android ini agak lambat perkembangannya (saat ini belum mendukung Android 5 dan 6).

Lanjutkan membaca XPosed: Framework sakti untuk modifikasi Android