Pendidikan Pemrograman Yang Tidak Baik

Seperti telah saya tuliskan sebelumnya, belajar pemrograman secara formal itu perlu, tapi sayangnya beberapa tempat tidak mengajarkan pemrograman dengan baik. Berikut ini beberapa ciri pengajaran pemrograman yang tidak baik:

  1. Terlalu berfokus pada tools tertentu yang trend saat ini. Mahasiswa wajib memakai tools X (misalnya IDE-nya harus Microsoft Visual Studio, atau harus memakai Visual Prolog). Tools akan cepat sekali berganti. Ketika Anda diajari tools X, ketika lulus, tools tersebut mungkin sudah tidak ada, atau tidak didukung lagi. Ingin contoh? DBase dan Visual Basic. Dulu keduanya sempat menjadi tools yang “standar”, tapi sekarang tools tersebut tidak disupport lagi.
  2. Tidak mengikuti perkembangan zaman. Ini ekstreem sebaliknya dari yang pertama, ada yang masih mengajarkan kuliah C dengan standar Pre ANSI-C, dan menggunakan compiler Turbo C++ 2.0, yang dirilis kira-kira 20 tahun yang lalu, dan sudah tidak didukung lagi.
  3. Kurang mengajarkan aspek algoritma. Pada sebagian besar bahasa, sudah tersedia library standar untuk sorting, searching, dsb, tapi tanpa memahami kemampuan dan batasan setiap algoritma, Anda akan menemukan hambatan ketika memproses data dalam jumlah yang besar.
  4. Hanya mengajarkan paradigma tertentu. Umumnya paradigma yang dipakai sekarang adalah object-oriented yang digabung dengan procedural, tapi itu bukan satu-satunya cara menyelesaikan masalah.

Jangan heran jika ternyata lulusan sebuah sekolah/perguruan tinggi komputer tidak bisa memprogram jika pengajarannya tidak benar. Jika Anda ingin menyaring antara orang yang punya dasar pemrograman dan yang tidak, cobalah test sederhana ini.

Write a program that prints the numbers from 1 to 100. But for multiples of three print “Fizz” instead of the number and for the multiples of five print “Buzz”. For numbers which are multiples of both three and five print “FizzBuzz”.

Programmer yang baik akan bisa menuliskan solusinya di atas kertas (tanpa bantuan komputer), dalam beberapa menit.

6 komentar pada “Pendidikan Pemrograman Yang Tidak Baik”

  1. Kalo yang diajarkan awalnya sudah salah, gimana untuk memperbaikinya sebelum terlalu jauh untuk salah belajar programming.

    Terima Kasih 😀

    1. Coba banyak-banyak baca buku mengenai pemrograman.

      “Nongkrong” di berbagai milis/situs pemrograman.

      Banyak-banyaklah membuat program, dan bertanya pada yang lebih ahli.

      1. anda sudah membuat tulisan tentang pendidikan pemrograman yang tidak baik. saya ingin tahu pendidikan pemrograman yang baik itu seperti apa dan bagaimana caranya programmer dapat memecahkan solusi hanya diatas kertas tanpa batuan komputer

        Terima Kasih 😀

        1. Wah ini bisa jadi posting yang panjang. Tapi kira-kira point-pointnya adalah kebalikan dari yang saya sebutkan di atas:

          – Tidak terpaku pada tools tertentu. Fokus pada teori.

          – Mengikuti perkembangan jaman. Misalnya sekarang ada trend memprogram GPU (graphics processing unit). Konsep pemrograman parallel untuk memprogram GPU perlu diajarkan.

          – Membahas algoritma dan hal-hal low level. Jadi tidak hanya sekedar memanggil fungsi “sort” tapi harus bisa mengimplementasikannya juga. Minimal mengetahui: library itu memakai sort apa? bagaimana worst case, best casenya?

          – Membahas berbagai paradigma (misalnya fungsional, deklaratif).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *