Sencha Touch di PlayBook

Ini catatan teknis mempackage aplikasi Sencha Touch menjadi file .bar PlayBook. Pertama download dulu Sencha Touch 2, dan Juga SDK Toolsnya.

Saya memakai Mac, tapi tutorial ini berlaku juga untuk OS Windows. Perhatikan bahwa Anda perlu punya web server terinstall. Di Mac, Apache sudah ada default. Di Windows, silakan install IIS atau Apache (misalnya dari Wamp).

Extract file sencha-touch-2.0.1.1-commercial.zip. Saya mengekstraknya di dalam ~/Sites/ , lalu saya rename jadi “sencha” saja, jadi file-file sencha-touch-all.js, sencha-touch.js dsb ada di ~/Sites/sencha/.

Berikutnya kita buat aplikasi hello world. Sekarang dari dalam ~/Sites/sencha kita bisa menjalankan perintah “sencha generate app” untuk membuat aplikasi:

$ cd ~/Sites/sencha/
$ sencha generate app --name=HelloWorld -p ~/Sites/helloworld

Aplikasinya bisa dites dengan mengakses di http://localhost/~yohanes/helloworld (atau tergantung setting web server Anda bagaimana).

Saya tidak akan mengubah file-filenya, jadi saya langsung package saja. Pertama buat dulu file config.xml. Saya memakai file template yang sudah biasa saya pakai. Sebenarnya baris-baris feature itu tidak diperlukan untuk ini, tapi karena saya sering lupa menambahkan baris tersebut ketika memakai API Blackberry, saya selalu menggunakan template ini.

Catatan: saya tidak menggunakan ikon untuk aplikasi ini (blank). Silakan ditambahkan sendiri jika dibutuhkan.

<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?>

<widget xmlns="http://www.w3.org/ns/widgets"
xmlns:rim="http://www.blackberry.com/ns/widgets"
version="1.0.0.0" id="helloworld" xml:lang="en">

<name>Sencha Hello</name>
<description>Sencha Hello.</description>
<author rim:copyright="2012" email="[email protected]">Yohanes Nugroho</author>

<rim:orientation mode="landscape" />

<content src="index.html"/>
<rim:category name="Games"/>

<feature id="blackberry.app" required="true" version="1.0.0.0"/>
<feature id="blackberry.app.event" required="true" version="1.0.0.0"/>
<feature id="blackberry.system" required="true" version="1.0.0.0"/>
<feature id="blackberry.system.event" required="true" version="1.0.0.0"/>
<feature id="blackberry.ui.dialog" required="true" version="1.0.0.0"/>
<feature id="blackberry.utils" required="true" version="1.0.0.0"/>
<feature id="blackberry.invoke" required="true" version="1.0.0.0"/>
<access subdomains="true" uri="*">
</access>
</widget>

Sekarang kita bisa men-zip aplikasinya. Masalah utama adalah: tools webworks tidak suka dengan file yang memiliki nama dengan tilde (~) dan dengan at(@) (misalnya [email protected], ini untuk retina display). Ada beberapa file seperti ini, untungnya ini tidak diperlukan, jadi kita bisa kecualikan dari file zip

zip -r senchahello.zip config.xml app.js app.json index.html resources/ sdk/ app/ -x *2x* -x *~*

Kuncinya ada pada “-x *2x* -x *~*” untuk meng-exclude file yang tidak valid menurut webworks.

Berikutnya kita bisa mempaketkan file zip tersebut menjadi file bar. Untuk mempersingkat command line, saya menginstall SDK di home directory saya di direktori webworks-tablet.

~/webworks-tablet/bbwp/bbwp senchahello.zip -g password -v buildId 1

Catatan: jika versi tidak diubah, buildId perlu dinaikkan setiap kali build.

Sekarang file .bar akan tercipta dalam direktori ~/Sites/helloworld/bin siap untuk diinstall ke PlayBook.

Catatan Teknis – Baby Coloring Book

Setiap kali saya membuat aplikasi dengan teknologi yang baru, biasanya saya mendapati banyak tantangan teknis. Dalam konteks ini “baru” bisa berarti teknologinya benar-benar baru, atau saya yang baru saja mengenal teknologi tersebut. Kali ini saya ingin membahas mengenai aplikasi saya di appworld, Baby Coloring Book.

Ide dari aplikasi ini sangat sederhana: buku mewarnai untuk bayi (terutama di bawah 3 tahun), hanya perlu menyentuh saja untuk mewarnai, tidak perlu menggosok-gosok seperti memakai krayon. Jika saya menggunakan teknologi lain untuk membuat ini (misalnya flash atau C++), saya akan menggunakan pendekatan sederhana: buat gambar tidak berwarna, gunakan flood fill untuk mengisi area. Tapi saya menggunakan HTML5 untuk membuat aplikasi ini. Alasan utamanya adalah untuk belajar mengenal lebih jauh HTML5. Saya tidak menggunakan library selain selain JQuery.

Contoh Gambar

Di Stack Overflow sudah ada yang menjawab bagaimana mengimplementasikan flood fill dengan JavaScript menggunakan Canvas:

How can I perform flood fill with HTML Canvas?

Jadi saya coba itu di PC menggunakan browser Google Chrome. Manipulasi piksel di Google Chrome sangat cepat, tapi saya melihat ada sedikit delay. Saya langsung curiga: jangan-jangan jika saya coba di PlayBook akan sangat lambat. Ternyata benar: sangat lambat.

Ada beberapa pendekatan yang terpikir oleh saya supaya aplikasi ini bisa dibuat dengan HTML5 tapi tetap cepat, tapi saya memiliki beberapa requirement:

  1. Saya tidak ingin “membatik” mendefinisikan setiap area gambar yang bisa diwarnai. Jika saya punya gambar, saya ingin langsung bisa memakai gambar itu tanpa edit manual. Dengan pendekatan flood fill, algoritma tersebut bisa otomatis mewarnai sebuah area yang dibatasi pixel tertentu (seperti mewarnai dengan “ember” di Ms Paint).
  2. Saya ingin bisa membuat gambar yang warnanya seperti diwarnai dengan krayon, jadi tidak polos.

Lanjutkan membaca Catatan Teknis – Baby Coloring Book

Pentingnya memahami Ilmu Informatika secara menyeluruh

Hari ini saya menemukan link ke sebuah pertanyaan menarik di Stack Overflow. Sebuah pertanyaan sederhana: mengapa menjumlahkan elemen yang nilainya kurang dari nilai tertentu dalam array yang terurut, lebih cepat dari melakukan operasi yang sama pada array yang tidak terurut. Lebih jelasnya silakan baca pertanyaan dan jawabannya di sini:

Why is processing a sorted array faster than an unsorted array?

Ada beberapa hal menarik dari jawaban pertanyaan tersebut.

Pertama: meskipun Anda memprogram high level sekalipun (menggunakan Java/Ruby/Python, atau bahasa lain yang menggunakan JIT), Anda akan tetap dibatasi oleh hardware. Anda tetap perlu mengerti hardware untuk membuat aplikasi yang performasinya tinggi.

Kedua: perhatikan bahwa dengan mengetahui sebab dari masalah, kita bisa mempercepat program, tanpa menggunakan sorting. Cukup dengan menggunakan manipulasi bit yang menghilangkan branching. Kita ingin menghilangkan sorting, karena sorting sendiri butuh waktu.

Ketiga: dalam kasus tertentu, compiler bisa mengoptimasi jika diberi flag yang tepat. Tapi kita tidak bisa menggantungkan diri pada compiler saja. Compiler yang berbeda menghasilkan kode yang berbeda, dan hasilnya bisa sangat jauh berbeda. Misalnya disebutkan bahwa compiler Visual C++ 2010 tidak bisa mengoptimasi kodenya, sedangkan compiler Intel bisa melakukannya dengan sangat baik.

Keempat: Perhatikan juga bahwa optimasi compiler dibatasi oleh hardware. Hardware tertentu (misalnya Intel sejak Pentium Pro) mendukung instruksi conditional move (di assembly Intel, instruksi ini disebut dengan CMOV) yang tadinya perlu manipulasi bit manual (AND, OR, dsb). Anda tidak bisa menggunakan optimasi ini di semua hardware, apalagi jika Anda menargetkan CPU model lama (banyak digunakan di embedded device).

Mungkin sebagian dari Anda mengira pertanyaan tersebut agak mengada-ada: untuk apa mencari jumlah bilangan yang kurang dari N dan dilakukan berulang-ulang, kalau sekali saja kan hanya butuh beberapa milidetik. Dan berbeda beberapa milidetik saja kan harusnya tidak berpengaruh bagi user.

Saya terpikir beberapa aplikasi dalam dunia nyata yang mungkin membutuhkan penjumlahan secara cepat tapi berulang-ulang. Saya berikan contoh kecil: Misalnya Anda punya aplikasi interactive data viewer, dengan slider yang bisa diubah nilainya dengan mouse (sangat cepat)

  1. Anda punya array yang berisi daftar jumlah gaji semua orang pegawai di sebuah kota (arraynya tidak terurut)
  2. Kita ingin menampilkan secara interaktif: jika saya set slider ke nilai 1 juta, maka saya akan melihat bahwa total gaji semua orang yang dibawah satu juta adalah X
  3. saya bisa mengubah nilai di slider, dan menghitung ulang total semua orang yang gajinya di bawah 2 juta. Saya bisa menaik turunkan slider dengan sangat cepat, ratusan kali per detik nilai slider bisa berubah.

Perhatikan bahwa meskipun contoh ini hanya menyatakan kurang dari X, tapi sebenarnya berlaku juga untuk operasi lebih dari X, atau X dalam range tertentu.

Dalam contoh ini: perbedaan interaksi antara beberapa milidetik dan beberapa puluh milidetik bisa sangat terasa. Jadi mengerti untuk mengurutkan data (atau menggunakan trik manipulasi bit) sebelum menjumlahkan bisa membuat interaksi semakin smooth. Menggunakan database untuk tujuan animasi yang sangat smooth seperti itu tidak akan berhasil (latensinya sangat tinggi), apalagi misalnya devicenya kemampuannya processing/komputasinya rendah (misalnya tablet atau smartphone).

Sebenarnya saya bisa menunjukkan contoh yang lebih kompleks lagi (misalnya dalam hal komputasi piksel grafik), tapi nanti pembahasannya akan ngelantur ke mana-mana. Hal yang ingin saya tekankan adalah: ada banyak persoalan serupa dalam dunia nyata semacam ini. Ini adalah penyederhanaan, supaya inti masalah bisa dilihat lebih jelas.

Seringkali jika ada yang menunjukkan bahwa optimasi seperti ini diperlukan, jawaban programmer yang malas adalah: beli saja hardware yang lebih cepat, masalahnya kan beres. Perlu dicatat juga: bahwa membeli hardware yang lebih cepat tidak selalu menjadi solusi.

Misalnya Anda menjual aplikasi Anda di Apple appstore, Anda harus mendukung hardware terlambat sampai tercepat. Jika Anda bandingkan iPad generasi pertama dan kedua, maka perbedaan hardwarenya sangat jauh: memori menjadi 2x lipat, prosessor menjadi jauh lebih cepat (dari single menjadi dual core). Anda bisa mengabaikan 14.8 juta pengguna iPad 1, tapi penjualan aplikasi Anda bisa menurun jauh.

Mungkin Anda terpikir untuk melakukan komputasi di server saja. Tapi berapa delay karena latensi jaringan? apakah kecepatannya cukup acceptable untuk membuat interaksi yang smooth?

Jika saya rangkum, semua hal tersebut menunjukkan: betapa perlunya kita belajar ilmu informatika atau computer science secara baik dan menyeluruh. Misalnya dalam contoh yang sangat kecil ini:

  1. Dalam arsitektur komputer, kita belajar mengenai batasan hardware, bagaimana arsitektur CPU superscalar bekerja.
  2. Dalam pelajaran algoritma, kita belajar mengenai kompleksitas algoritma. Bagaimana memilih algoritma yang baik.
  3. Dalam pelajaran compiler, kita bisa tahu optimasi apa yang bisa (dan tidak bisa) dilakukan oleh compiler
  4. Dalam pelajaran networking, kita bisa tahu mengenai latensi jaringan (jika ingin memindahkan komputasi ke server)

Jadi menurut saya, orang-orang yang ingin membatasi pelajaran komputer hanya dengan materi yang praktis saja, tidak akan berhasil.

HTML5 Saat Ini

Akhir-akhir ini di waktu luang, saya sedang senang ngoprek HTML5. Kesimpulan sementara saat ini: HTML5 belum bisa memenuhi semua yang dijanjikannya terutama dalam hal portabilitas dan kecepatan. Sekarang ini lebih sering teknologi lain (misalnya Flash atau kode native) lebih cocok.

Tulisan ini berdasarkan pengalaman saya dan berlaku saat ini. Saya sendiri sudah mulai mengembangkan aplikasi dengan HTML5, bahkan sudah dijual di AppWorld (http://appworld.blackberry.com/webstore/vendor/9151/?lang=en, yang dibuat dengan HTML5 adalah MultiCounter, Four Colors, dan Baby Coloring Book), dan saya berharap dalam beberapa tahun ke depan HTML5 akan semakin baik.

HTML5 didengungkan sebagai sesuatu yang mudah, cepat dan portabel. Dalam kenyataannya, jika aplikasi kita sederhana (hanya memakai sebagian kecil fitur HTML5), maka hal itu benar, tapi jika aplikasi kita sudah mulai kompleks, maka hal-hal tersebut tidak lagi benar.

Lanjutkan membaca HTML5 Saat Ini

Manipulasi bit bagian 4: ekstraksi bit

Ekstraksi bit adalah proses pengambilan satu atau lebih bit dari sebuah bilangan. Saya contohkan dulu dalam sistem desimal sebelum masuk ke sistem biner.

Waktu kuliah, NIM saya adalah 13598054. Angka ini sebagai desimal bisa dibaca menjadi tiga belas juta lima ratus sembilan puluh delapan ribu lima puluh empat. Tapi. NIM itu bukan untuk dibaca sebagai bilangan, NIM itu dibentuk dari kode: 1 adalah jenjang (1=s1, 2=s2, 3=s3) kode 35 adalah jurusan (informatika), 98 adalah tahun masuk dan 054 adalah nomor urut saya. Dengan mengekstraksi digit desimal maka kita bisa mendapatkan makna baru dari sebuah bilangan.

Bagaimana cara mengekstraksi bagian jurusan (35) dari angka tersebut? Dengan manipulasi string, kita bisa melakukannya dengan substr/substring/fungsi sejenis. Tapi konversi ke string tidak efisien. Operasi aritmatika bisa digunakan untuk ekstraksi 2 digit jurusan.

Pertama kita bisa menggeser semua digit tahun masuk dan nomor urut (5 angka), dengan shift right 5 digit alias membagi dengan 100000 dibulatkan ke bawah. Hasilnya adlah 135. Setelah itu kita bisa menggunakan modulus 100 untuk mendapatkan angka 35.

Dalam biner, hal yang sama bisa kita lakukan. Misalnya kita ingin menyimpan tanggal (1-31) bulan (1-12) dan tahun (00-99) dalam satu angka biner. Cara penyimpanan seperti ini memungkinkan kita mengurutkan tanggal dengan mudah dan cepat.

Kita bisa menyimpan tahun dalam 7 bit (0-127) bulan dalam 4 bit (0-15) dan tanggal dalam 5 bit (0-31). Total kita butuh 16 bit.

Misalnya kita akan menyimpan tahun 12 (0001010) bulan 5 (0101) tanggal 17 (10001):

0001010 0101 10001

Atau:

0001010010110001

Jika dipandang sebagai 1 bilangan 16 bit: 5272.

Angka tersebut kelihatan jauh sekali dari angka awal kita (17-5-12).

Untuk mengekstraksi bulan. Kita perlu mengubah 5272 menjadi biner:

0001010010110001

Kita geser ke kanan sebanyak 5 untuk menghilangkan tanggal:

0000000010100101

Sekarang kita bisa menggunakan operator and untuk mengambil 4 digit terakhir:

0000000010100101

And

0000000000001111

Hasilnya

0000000000000101

Jika kita hilangkan digit 0 di depan:

101 = 5 desimal (bulan 5).

Secara umum untuk mengekstraksi bit, kita perlu menggeser ke kanan untuk menghilangkan bit yang tidak kita inginkan, lalu di-andkan dengan deretan bit 1 sebanyak bit yang ingin kita ekstrak (dalam kasus ini: 4 bit).

Posting ini ditulis dengan wordpress for blackberry sambil tiduran di waktu libur.

Catatan pengalaman development webworks untuk PlayBook

Sudah lama tidak posting dan belum semangat meneruskan tutorial manipulasi bit. Jadi untuk kali ini, saya akan cerita mengenai oprekan saya saat ini: memprogram playbook dengan webworkd (html5/javascript).

Saya ingat waktu pertama kali memprogram dalam bahasa BASIC, hal yang terpikir oleh saya adalah FUN. Menyenangkan sekali memprogram dengan BASIC, tidak perlu persiapan apa-apa, bisa langsung memprogram dan menjalankan programnya. Sekarang ini setiap kali memprogram sesuatu yang baru, rasanya ribet sekali, misalnya untuk memprogram Webworks Playbook: SDK harus diinstall (yang butuh AdobeAir SDK), signing key perlu disiapkan (walau cuma perlu sekali), Path perlu diset (supaya tidak perlu mengetik panjang), perlu tahu IP device, perlu mengaktifkan development mode, mengeset password, dsb. Walaupun cukup rumit, tapi sebenarnya webworks ini masih lebih sederhana dibandingkan aplikasi Adobe Air yang saya buat untuk playbook (LocalBar) yang memakai native extension dalam C++.

Untungnya setelah melewati semua langkah-langkah tersebut, sekarang saya bisa memprogram webworks dengan cukup nyaman. Bahkan ternyata setelah mengetahui langkah-langkahnya, itu bisa diulangi dengan cepat. Ketika saya sedang berlibur seperti ini, saya bisa mensetup development environment di pc adik saya dengan sangat cepat.

Memprogram dengan webworks ini cukup “fun”. Saya cuma perlu membuat file HTML dan Javascript, lalu saya test di komputer dengan Google Chrome. Library seperti jquery juga bisa saya gunakan.

Di PC development bisa dilakukan dengan cepat. Setelah semua algoritma selesai, halaman html yang sama tinggal dibuka dengan menggunakan browser playbook.
Browser playbook memiliki “Web Inspector” yang memungkinkan kita mendebug JavaScript di browser playbook menggunakan *browser* di desktop kita (ya benar, debuggernya diakses via *browser*).

Setelah itu saya bisa mensetup app “kosong” yang jika dibuka akan mengambil konten dari URL yang disediakan. Dengan cara ini, jika ada perubahan kode maka tidak perlu mempackage ulang file bar. Aplikasi juga bisa di debug tanpa tool khusus.

Baru setelah semua selesai, saya mempackage semua file menjadi sebuah file bar dan siap dikirimkan ke appworld.

Secara umum, development dengan webworks ini sangat mudah dan fun. Selain bagian packaging, semua development dan debugging bisa dilakukan dengan editor teks biasa dan web browser.

Manipulasi bit bagian 3: bit shift

Di bagian ini saya akan menunjukkan apa artinya menggeser bit ke kiri dan ke kanan. Waktu saya belajar konversi biner, saya mendapati bahwa cara paling mudah bagi saya dalam konversi desimal dan biner adalah dengan membayangkan “tabel” seperti ini:

128 64 32 16 8 4 2 1

Misalnya saya ingin mengkonversi 1001 menjadi desimal, maka saya letakkan angka 1001 tersebut di bawah tabel:

128 64 32 16 8 4 2 1
        1 0 0 1

Kita lihat bit mana saja yang nilainya satu, lalu lihat angka di atas, dalam hal ini 8 dan 1, jika dijumlahkan, hasilnya adalah 9. Jadi 1001 biner = 9 desimal.

Dengan melihat tabel seperti itu, bisa kita bayangkan apa yang terjadi jika bit-bit biner semua digeser ke kiri satu posisi. Karena di geser satu posisi, maka kita menambahkan satu digit 0 di sebelah kanan, jadi 10010.

128 64 32 16 8 4 2 1
      1 0 0 1 0

Nilainya sekarang menjadi 16 + 2 = 18 atau dua kali 9. Cara lain untuk memahami ini adalah dalam desimal (basis 10), jika kita menambahkan 0 di kanan maka nilainya menjadi 10 kali lipat, misalnya 18 menjadi 180 menjadi 1800. Demikian juga dalam biner, jika kita menggeser bit ke kiri, artinya kita menambahkan digit 0 di kanan, dan nilainya menjadi dua kalinya.

Proses di atas bisa diulangi berkali-kali. Dan proses tersebut tentunya bisa dibalik, menggeser ke kanan, dalam desimal, jika kita potong satu digit terakhir, maka nilainya akan menjadi sepersepuluhnya, misalnya 180 menjadi 18. Atau tepatnya, sepersepuluh dengan pembulatan ke bawah, karena jika kita buang angka 5 dari 185 hasilnya adalah 18. Dalam notasi biner, jika kita geser ke kanan, maka nilainya akan menjadi setengahnya (juga dengan pembulatan ke bawah).

Jadi apa kegunaan bit shifting? Salah satu kegunaannya adalah untuk perkalian dan pembagian dengan dua. Kegunaan lainnya adalah untuk ekstraksi bit (mengambil bagian bit tertentu). Mengenai ekstraksi bit, akan saya bahas di bagian berikutnya.

Manipulasi bit bagian 2: operator bit

Dalam aljabar boolean kita berurusan dengan dua nilai: 0 dan 1 (atau false dan true). Dalam aljabar boolean, ada banyak operasi, tapi biasanya kita hanya peduli pada beberapa operasi dasar: AND, OR, NOT, dan XOR. Jika kita mengkonversi bilangan desimal ke dalam bentuk biner, maka kita akan mendapatkan banyak angka 0 dan 1 (tergantung berapa besar bilangannya).

Dalam operasi bit, kita akan melakukan operasi pada tiap-tiap bit pada posisi yang sama. Jadi jika kita melakukan sebuah operasi pada dua angka 8 bit A dan B, maka: ambil bit pertama dari A, operasikan dengan bit pertama di B, lalu berikutnya ambil bit kedua dari A, lalu operasikan dengan bit kedua dari B, demikian seterusnya.

Di hampir semua bahasa pemrograman, operasi bit dilakukan sekaligus pada semua bit di sebuah register atau variabel. Berikut ini definisi beberapa operator bit yang sifatnya binary (Operasi dilakukan pada posisi bit yang sama di kedua variabel atau register tersebut):

  1. AND: jika ada dua bit di posisi yang sama nilainya 1, maka nilai bit di posisi tersebut menjadi 1, jika tidak maka 0 (1 AND 1 = 1, 1 AND 0 = 0, 0 AND 1 = 0, 0 AND 0 = 0).
  2. OR: jika salah satu bit atau kedua bit nilainya 1 di posisi yang sama, maka nilai bit di posisi tersebut menjadi 1, jika tidak maka 0 (1 OR 1 = 1, 1 OR 0 = 1, 0 OR 1 = 1, 0 OR 0 = 0).
  3. XOR: jika dua bit di posisi yang sama nilainya berbeda, maka nilai bit di posisi tersebut menjadi 1, jika tidak maka 0 (1 XOR 1 = 0, 1 XOR 0 = 1, 0 XOR 1 = 1, 0 XOR 0 = 0).

Ada juga operator unary, yaitu NOT: membalik bit 0 menjadi 1 dan sebaliknya.

Beberapa contoh:

  1. 5 desimal xor 3 desimal : 0101 xor 0011 = 0110 = 6 desimal.
  2. 5 desimal or 3 desimal : 0101 or 0011 = 0111 = 7 desimal.

Contoh lebih lengkap bisa dilihat di Wikipedia.

Mengetahui operator dasar AND sudah cukup untuk memeriksa apakah suatu bilangan sifatnya ganjil atau genap. Jika kita meng-AND-kan suatu bilangan dengan 1 dan hasilnya sama dengan 1 maka bilangan tersebut adalah ganjil, jika nol maka genap.

Di tulisan berikutnya saya akan membahas mengenai bit shift dan rotate.

Manipulasi bit bagian 1: representasi biner

Kemarin buku yang saya tunggu-tunggu akhirnya tiba juga: The Art of Computer Programming, Volumes 1-4A Boxed Set (Box Set). Dulu waktu kuliah, saya sudah membaca sebagian buku ini, tapi buku ini berat di matematika, jadi kebanyakan saya hanya membaca bagian algoritmanya saja, sambil mencoba-coba sedikit latihannya. Terinspirasi dari banyak programmer di buku Coders at work yang menyukai buku ini, dan minimal memakai buku ini sebagai referensi, maka saya sekarang berusaha membaca ulang koleksi buku Knuth, plus membaca volume yang baru: Volume 4a.

Sebagai catatan: dalam wawancara Knuth sendiri tidak menyarankan seseorang membaca buku ini dari sampul ke sampul sampai habis. Saya membaca buku ini pertama skimming dulu, mencari topik menarik, setelah itu baru saya baca teliti bagian-bagian yang saya perlukan. Jadi jika Anda merasa berat membaca buku ini: coba langsung skip ke bagian yang menarik.
Lanjutkan membaca Manipulasi bit bagian 1: representasi biner

Mengenal berbagai bahasa

Anda mungkin sering membaca di berbagai buku, kalimat-kalimat semacam ini: “Prolog itu bagus untuk Artificial Intelligence”, “LISP bagus untuk AI”, “Fortran bagus untuk aplikasi numerik”, “C bagus untuk pemrograman sistem”. Tapi biasanya penulisnya tidak mendeskripsikan lebih lanjut apa maksud dari kalimat-kalimat tersebut, dan apa contohnya. Bukankah semua bahasa yang turing complete itu sama saja?. Setelah lulus dari kuliah pun, banyak yang masih belum tahu: apakah pernyataan-pernyataan tersebut benar? kalau salah, yang benar seperti apa? apa contoh aplikasi di mana memprogram dengan Lisp/Prolog/Fortan akan lebih mudah atau lebih baik dari memprogram dengan bahasa lain?

Screenshot_2016-06-11-11-19-27

Ketika orang diperkenalkan pada suatu bahasa, kebanyakan caranya adalah melalui pengenalan sintaks, lalu kemudian membuat aplikasi kecil dalam bahasa tersebut. Jika Anda belajar bahasa yang paradigmanya sama atau mirip, cara ini memang akan berhasil, tapi tidak jika paradigmanya berbeda. Saya contohkan sedikit mengenai Lisp. Kebanyakan orang akan belajar mengenai apa itu atom, apa itu list, lalu operasi terhadap atom dan list (car, cdr, cons, list, dsb). Setelah itu kebanyakan akan membuat program manipulasi list sederhana. Di titik ini sebagian orang akan bertanya: di mana bagusnya Lisp, bagian mana yang membuat ini cocok untuk aplikasi AI?
Lanjutkan membaca Mengenal berbagai bahasa