Perlukah kuliah untuk bisa memprogram?

Perlukah “kuliah” (mengambil pendidikan formal di universitas) untuk bisa memprogram?. Jawaban singkatnya: perlu jika Anda ingin menjadi programmer yang baik (kecuali Anda orang jenius yang rajin belajar).

Sebelum memulai argumen saya, saya perlu memberitahu bahwa perbedaan antara programmer yang baik dan programmer yang buruk sangat besar. Dalam suatu riset yang membandingkan programmer terbaik dan programmer terburuk dalam suatu perusahaan, programmer yang terbaik dibanding programmer terburuk dapat membuat program 20 kali lebih cepat, dapat mendebug 25 kali lebih cepat, membuat program yang 5 kali lebih kecil yang berjalan 10 kali lebih cepat (buku Code Complete halaman 548).

Ketika kakek saya membuat rumah, dia tidak membutuhkan arsitek. Ketika bapak saya membuat rumah kami yang pertama, dia juga tidak membutuhkan arsitek. Bagi yang berpikiran sangat sempit, mungkin dia akan segera berpikir: sekolah arsitek itu tidak perlu, anak STM saja sudah cukup. Beberapa tukang bangunan yang cuma lulusan SD pun bisa membangun rumah sederhana di perkampungan.

Coba lihat berapa jumlah rumah di Indonesia yang dibangun tanpa arsitek. Sebagian juga berpikir arsitek itu tidak perlu, mereka bahkan tidak tahu harga pasir termurah di desa ini di mana. Anda yang berpikiran waras tentunya akan segera melihat, bahwa membuat gedung tinggi, apalagi pencakar langit, tidak bisa dilakukan orang yang tidak memiliki pendidikan arsitektur.

Membuat program komputer sederhana, dan aplikasi bisnis untuk sebuah perusahaan kecil bisa dilakukan tanpa perlu kuliah. Kebanyakan aplikasi bisnis hanyalah menerjemahkan ke logika bisnis ke dalam program sederhana yang sudah difasilitasi dengan aneka library. Tapi jika Anda berpikir membuat aplikasi bisnis yang besar hanya sekedar membuat form dan report Anda salah besar. Bagaimana Anda bisa membuat sistem yang bisa menangani ratusan ribu transaksi per detik?


Mari kita lihat contoh lain yang lebih sederhana: game. Sebuah game sederhana bisa dibuat dengan melihat buku, tapi game yang revolusioner perlu  pengetahuan mendalam mengenai algoritma dan hardware.  Ditahun 1993, ketika game Doom dirilis, game itu mendobrak pasar karena dengan aneka batasan hardware, mereka bisa mengimplementasikan game 3D. Kini game semacam Doom bisa dibuat dengan mudah memanfaatkan aneka engine 3D yang ada. Jika pikiran Anda hanya “membuat game”, maka tanpa kuliah pun bisa, tapi jika Anda ingin berada di depan, dan membuat game engine, kuliah akan sangat membantu Anda.

Ada beberapa perkecualian orang-orang jenius yang tidak butuh kuliah. Orang-orang seperti ini ada di berbagai bidang, bukan hanya programmer. Jika Anda bukan jenius maka saya sangat menyarankan Anda mengambil kuliah di Informatika atau Ilmu komputer. Dan karena sebagian besar orang bukanlah jenius, maka saran saya secara umum adalah: ikutlah kuliah pemrograman.

Ada banyak kisah di mana orang yang merasa bisa memprogram, tapi sebenarnya tidak bisa. Coba lihat kasus, di mana banyak pelamar yang mengaku bisa memprogram, tapi ternyata gagal ketika diberi test yang sederhana.

Namun bukan berarti kuliah akan selalu bisa membuat Anda bisa memprogram. Jika Anda tidak punya bakat melukis dan pergi ke sekolah seni, kemungkinan besar lukisan karya Anda tetap tidak akan bagus. Bisa dikatakan bahwa: jika Anda lulus kuliah informatika, belum tentu Anda menjadi programmer yang baik, tapi bila Anda ingin menjadi programmer yang baik sebaiknya Anda pergi ke sekolah informatika.

Sayangnya tidak semua sekolah informatika di Indonesia, dan bahkan di dunia ini mengajarkan hal yang baik. Sebagian besar terlalu praktis, dan kurang teori. Tapi saya akan membahas hal ini kali lain. Seperti matematika dasar yang diperlukan oleh semua orang di hampir segala bidang, sebenarnya sedikit pengetahuan pemrograman bisa membantu banyak orang yang bekerja di bidang komputer (mulai dari administrator sampai sekretaris). Pengetahuan dasar semacam itu tidak perlu kuliah khusus, dan saya akan membahasnya di posting yang lain.

4 komentar pada “Perlukah kuliah untuk bisa memprogram?”

  1. Jadi tertarik untuk kuliah informatika,
    bisa tolong dijelaskan lebih lanjut,ciri2 universitas jurusan informatika yang bagus yang bagaimana?

  2. Artikel yang menggigit… bisa dimuat di PC Media nih… melengkapi tulisan bernaridho hutabarat. Cheers…

  3. tergantung kemauan manusianya mas bro, akan saya buka rahasia memalukan. dulu saya belajar pemrograman, tidak punya komputer, modal cuma rajin ke rental, warnet, modal dengkul dg bermodal rajin ke gramedia baca2 buku komputer (kadang beli sih). dari membaca itu saya dapat pengetahuan tentang pemrograman dengan OOP, berbasis fungsi, logika algoritma, dan dari internet mempelajari juga tentang internal sistem, memori dan kernel yang sangat membantu sekali. kurang lebih sebelum tahun 2005 saya belajar tanpa punya komputer sendiri, sejak tahun 2005 baru bisa beli pc pentium 2 dg cpu clock 700mhz utk mendalami pemrograman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *